MALIOBORO GREEN PROJECT: MODIFIKASI ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL DI KAWASAN WISATA MALIOBORO
PENDAHULUAN
Meningkatnya
aktifitas manusia dalam berbagai bidang, termasuk perindustrian tidak
terkecuali industri pariwisata, telah menimbulkan berbagai masalah sosial dan
lingkungan hidup yang berkembang baik di tingkat lokal, maupun nasional. Hal
ini tidak dapat dilepaskan dari pengaruh, proses, dan akibat dari
kegiatan-kegiatan yang terjadi di tingkat regional dan global. Akibat
pencemaran atau kerusakan lingkungan yang dilakukan di satu tempat, dampaknya
akan dirasakan di tempat-tempat lain yang sangat jauh. Masalah lingkungan ini
berkembang lebih lanjut tidak hanya mencakup ekologi tetapi juga mencakup aspek
sosial, ekonomi, dan politik, sehingga pemecahan masalah cukup hanya dari sudut
pandang ekologi tetapi juga secara komprehensif dari berbagai sudut pandang
lainnya (Sumardja, 2000:1)
Laju
pertumbuhan penduduk, industri dan perdagangan mendorong meningkatnya lalu
lintas angkutan jalan raya baik antar kota maupun dalam kota. Selanjutnya untuk
membuat lalu lintas tersebut aman dan lancar pada angkutan antar kota dibangun
prasarana jalan seperti jalan propinsi dan jalan bebas hambatan. Adapun masalah yang paling banyak saat ini
adalah lalu lintas dalam kota, khususnya pada kota-kota besar. Akibat pesatnya
peningkatan jumlah kendaraan bermotor serta mobilitas penduduk yang sangat
tinggi, kepadatan lalu lintas tak terelakkan lagi dan banyak menimbulkan
kemacetan rutin maupun sesaat pada waktu dan ruas jalan tertentu. Kemacetan ini
berdampak buruk pada kualitas udara perkotaan, karena besarnya volume gas buang
yang dikeluarkan dan diperparah lagi akibat masih banyaknya kendaraan yang
belum memenuhi syarat baku mutu emisi (Basuki, 2000:38).
Tidak
dipungkiri juga bahwa sektor pariwisata yang juga turut menyumbang polusi yang
besar, sebagaimana pariwasata yang mengandalkan pergerakan manusia automatically membutuhkan sarana dan
prasarana untuk memudahkan pergerakan manusia ini. Ada hubungan yang saling
mempengaruhi antara pariwisata dan transportasi, dengan mengedepankan
pariwisata yang berkelanjutan atau pariwisata berwawasan lingkungan kiranya
tepat jika konsep pariwisata ini juga diadopsi oleh alat transportasi dalam hal
untuk memakai teknologi yang ramah lingkungan, mengurangi pemakaian BBM,
menggunakan kendaraan bebas polusi seperti sepeda hal ini tentu saja
dimaksudkan untuk mengurangi bahkan mencegah kerusakan lingkungan sehingga
terjadi keseimbangan antara alam dan manusia.
Untuk
masyarakat urban memang yang masih menjadi andalan dalam bepergian ataupun
melakukan aktifitas motor dan mobil. Untuk daerah perkotaan pencemaran udara
terbesar berasal dari kegiatan transportasi akibat emisi dari kendaraan
bermotor, maka diperlukan ketentuan batas kadar yang diperbolehkan bagi zat
atau bahan pencemar yang ada pada emisi atau gas buang kendaraan agar tidak
menimbulkan gangguan pada lingkungan udara. Kami seharusnya di lingkungan kota
seharusnya ada role model untuk
masalah alih transportasi modern ke transportasi tradisional khusus untuk
kawasan wisata.
Sebagaimana
yang terjadi di Indonesia sampai saat ini belum ada satupun kota yang bisa
dikatakan bersih dari polusi, sehingga menurut kami dibutuhkan sebuah project kota berwawasan lingkungan. Hal
ini penting menurut kami karena kota telah menjadi tempat populasi terbesar
masyarakat. Hal sangat sederhana yang bisa kita lakukan mungkin jika kita belum
bisa mengaplikasikannya ke satu wilayah perkotaan maka mungkin salah satu
lingkungan saja atau satu kawasan wisata.
Untuk itu kami mengkaji peluang diterapkannya kawasan Malioboro sebagai kawasan
bebas polusi dengan cara membatasi kendaraan modern masuk ke dalam kawasan ini
selain itu pengalihan arus kendaraan juga kami usulkan untuk membersihkan
Malioboro dari polusi. Sebagai tawaran solusi maka kami menawarkan konsep back to traditional transportation yang
mana dengan konsep ini maka kendaraan yang menimbulkan polusi dan menggunakan
BBM tidak diizinkan masuk ke kawasan Malioboro sebagai gantinya akan disediakan
kendaraan tradisional untuk mengakomodasi pengunjung yang mau masuk ke kawasan Malioboro.
Back to traditional transportation
adalah solusi yang kami tawarkan untuk mengurangi polusi udara di kawasan
wisata Malioboro. Diharapkan dengan konsep ini akan terwujud sebuah lokasi
wisata yang populer yang dikunjungi banyak orang setiap hari yang bersih dan
sehat. Dengan alat transportasi tradisional banyak manfaat yang bisa kita
berikan ke lingkungan, lingkungan akan lebih terjaga, manfaat ekonomi yang mana
dengan transportasi tradisional akan menghidupkan kembali lapangan pekerjaan
orang-orang lokal sesuai dengan prinsip wisata berkelanjutan empowering local people, selain itu
manfaat sosial juga diantaranya orang-orang akan lebih sering berinteraksi dan
memunculkan kepedulian dengan konsep kendaraan tradisional yang sederhana dan
merakyat.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana
mengurangi polusi udara yang sebagian besar bersumber dari transportasi dengan
konsep transportasi ramah lingkungan?
2. Bagaimana
mengimplementasikan konsep pariwisata berkelanjutan dalam sektor transportasi?
3.
Apa
solusi yang ditawarkan untuk menciptakan sebuah role model destinasi wisata urban yang bebas polusi (Malioboro green project)?
TINJAUAN PUSTAKA
Ada beberapa dampak lingkungan yang timbul akibat adanya aktivitas transportasi umumnya,
diantaranya yaitu: kebisingan, polusi
udara, tundaan
pejalan kaki, kecelakaan
lalulintas,
stress
bagi pengemudi, dan
·
kesehatan
masyarakat.
Di antara dampak lingkungan
yang ditimbulkan aktivitas transportasi tersebut, yang dirasakan paling mengganggu adalah kebisingan dan
polusi udara. Kebisingan adalah
suara yang tidak diinginkan karena memiliki intensitas atau volume yang
melampaui level yang dapat diterima. Suara mulai tidak nyaman pada tingkat 65 dB dan mulai mengganggu
ketika mencapai 85 dB dan pada tingkat 95 dB sudah sangat mengganggu dan dapat merusak pendengaran. Suara kendaraan di jalan lokal umumnya
sekitar 60dB, sedangkan suara kendaraan di jalan arteri dan bebas hambatan mencapai sekitar 75dB yang
diukur pada jarak kurang dari 10 meter. Suara kereta api yang melintas dapat mencapai 95dB. Sedangkan suara
pesawat terbang yang lepas landas pada jarak 60 meter dapat mencapai 120 dB.
Polusi
udara adalah berbagai jenis senyawa gas dan partikel yang keberadaannya dalam
proporsi tertentu dapat membahayakan
manusia. Gas buang sisa pembakaran
kendaraan bermotor umumnya menghasilkan beberapa senyawa gas dan partikulat yang dapat membahayakan
kesehatan manusia. Dampak
polusi udara terhadap manusia dapat berupa gangguan kesehatan dalam jangka
panjang yang dapat mengakibatkan
penurunan daya refleks dan kemampuan visual; atau jangka pendek seperti
gangguan pernafasan dan sakit
kepala. Polusi udara umumnya memberikan dampak terhadap sistem pernafasan
manusia seperti kesulitan
bernafas, batuk, asma, kerusakan fungsi paru, penyakit pernafasan kronis dan
iritasi penglihatan. Tingkat
keseriusan gangguan tersebut tergantung dari tingkat pemaparan dan konsentrasi
polutan yang merupakan
fungsi dari volume dan komposisi lalulintas, kepadatan serta kondisi cuaca.
POLUTAN
|
EFEK TERHADAP KESEHATAN
|
CO2
|
· Penurunan
kemampuan sistem sirkulatori pernafasan dalam mengangkut oksigen.
· Kerusakan
daya kemampuan dalam melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi.
·
Memperburuk
penyakit kardiovaskular.
|
NO2
|
· Meningkatnya
kerentanan terhadap penyakit pernafasan.
|
O3
|
·
Penurunan
fungsi paru-paru.
|
Timbal
|
· Kerusakan
saraf daya pikir dan sensor motorik.
· Perubahan hemesynthesis dan heamotogis.
|
SO2
Partikulat
|
· Peningkatan
keberadaan penyakit pernafasan kronis.
·
Peningkatan
risiko penyakit pernafasan akut.
|
Upaya
mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan pada dasarnya dapat dilakukan
dengan upaya mencegah terjadinya
perjalanan yang tidak perlu (unnecessary
mobility) atau dengan penggunaan teknologi angkutan yang dapat mengurangi dampak lingkungan akibat
kendaraan bermotor. Sarana
transportasi yang dikembangkan untuk mengurangi dampak lingkungan akibat transportasi seperti kebisingan
dan polusi udara umumnya mengarah ke penggunaan kendaraan tidak bermotor maupun penggunaan bahan bakar
terbarukan seperti sinar matahari, listrik dll.
Sebelum ditemukannya mesin, alat transportasi yang
digunakan merupakan alat transportasi ramah lingkungan, seperti becak, andong,
cidomo, kereta salju, dan lainnya. Sampai sekarang, alat transportasi
tradisional tersebut masih banyak digunakan, bahkan ada yang memodifikasi
bentuknya agar lebih indah atau lebih agar lebih praktis dan ekonomis.
DAFTAR PUSTAKA
Widianto, Doni J. Green Transport: Upaya Mewujudkan Transportasi yang Ramah
Lingkungan. http://bulletin.penataanruang.net/upload/data_artikel/Topik%20Lain%20Green%20Transport%20edited%201.160509.pdf.
Diunduh, 21 November 2013.
0 komentar:
Posting Komentar