This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 08 Desember 2013

Ekologi Pariwisata


MALIOBORO GREEN PROJECT: MODIFIKASI ALAT TRANSPORTASI TRADISIONAL DI KAWASAN WISATA MALIOBORO 

PENDAHULUAN

Meningkatnya aktifitas manusia dalam berbagai bidang, termasuk perindustrian tidak terkecuali industri pariwisata, telah menimbulkan berbagai masalah sosial dan lingkungan hidup yang berkembang baik di tingkat lokal, maupun nasional. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari pengaruh, proses, dan akibat dari kegiatan-kegiatan yang terjadi di tingkat regional dan global. Akibat pencemaran atau kerusakan lingkungan yang dilakukan di satu tempat, dampaknya akan dirasakan di tempat-tempat lain yang sangat jauh. Masalah lingkungan ini berkembang lebih lanjut tidak hanya mencakup ekologi tetapi juga mencakup aspek sosial, ekonomi, dan politik, sehingga pemecahan masalah cukup hanya dari sudut pandang ekologi tetapi juga secara komprehensif dari berbagai sudut pandang lainnya (Sumardja, 2000:1)
            Laju pertumbuhan penduduk, industri dan perdagangan mendorong meningkatnya lalu lintas angkutan jalan raya baik antar kota maupun dalam kota. Selanjutnya untuk membuat lalu lintas tersebut aman dan lancar pada angkutan antar kota dibangun prasarana jalan seperti jalan propinsi dan jalan bebas hambatan.  Adapun masalah yang paling banyak saat ini adalah lalu lintas dalam kota, khususnya pada kota-kota besar. Akibat pesatnya peningkatan jumlah kendaraan bermotor serta mobilitas penduduk yang sangat tinggi, kepadatan lalu lintas tak terelakkan lagi dan banyak menimbulkan kemacetan rutin maupun sesaat pada waktu dan ruas jalan tertentu. Kemacetan ini berdampak buruk pada kualitas udara perkotaan, karena besarnya volume gas buang yang dikeluarkan dan diperparah lagi akibat masih banyaknya kendaraan yang belum memenuhi syarat baku mutu emisi (Basuki, 2000:38).
            Tidak dipungkiri juga bahwa sektor pariwisata yang juga turut menyumbang polusi yang besar, sebagaimana pariwasata yang mengandalkan pergerakan manusia automatically membutuhkan sarana dan prasarana untuk memudahkan pergerakan manusia ini. Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara pariwisata dan transportasi, dengan mengedepankan pariwisata yang berkelanjutan atau pariwisata berwawasan lingkungan kiranya tepat jika konsep pariwisata ini juga diadopsi oleh alat transportasi dalam hal untuk memakai teknologi yang ramah lingkungan, mengurangi pemakaian BBM, menggunakan kendaraan bebas polusi seperti sepeda hal ini tentu saja dimaksudkan untuk mengurangi bahkan mencegah kerusakan lingkungan sehingga terjadi keseimbangan antara alam dan manusia.
            Untuk masyarakat urban memang yang masih menjadi andalan dalam bepergian ataupun melakukan aktifitas motor dan mobil. Untuk daerah perkotaan pencemaran udara terbesar berasal dari kegiatan transportasi akibat emisi dari kendaraan bermotor, maka diperlukan ketentuan batas kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar yang ada pada emisi atau gas buang kendaraan agar tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan udara. Kami seharusnya di lingkungan kota seharusnya ada role model untuk masalah alih transportasi modern ke transportasi tradisional khusus untuk kawasan wisata.
            Sebagaimana yang terjadi di Indonesia sampai saat ini belum ada satupun kota yang bisa dikatakan bersih dari polusi, sehingga menurut kami dibutuhkan sebuah project kota berwawasan lingkungan. Hal ini penting menurut kami karena kota telah menjadi tempat populasi terbesar masyarakat. Hal sangat sederhana yang bisa kita lakukan mungkin jika kita belum bisa mengaplikasikannya ke satu wilayah perkotaan maka mungkin salah satu lingkungan saja atau satu kawasan wisata.  Untuk itu kami mengkaji peluang diterapkannya kawasan Malioboro sebagai kawasan bebas polusi dengan cara membatasi kendaraan modern masuk ke dalam kawasan ini selain itu pengalihan arus kendaraan juga kami usulkan untuk membersihkan Malioboro dari polusi. Sebagai tawaran solusi maka kami menawarkan konsep back to traditional transportation yang mana dengan konsep ini maka kendaraan yang menimbulkan polusi dan menggunakan BBM tidak diizinkan masuk ke kawasan Malioboro sebagai gantinya akan disediakan kendaraan tradisional untuk mengakomodasi pengunjung yang mau masuk ke kawasan Malioboro.
            Back to traditional transportation adalah solusi yang kami tawarkan untuk mengurangi polusi udara di kawasan wisata Malioboro. Diharapkan dengan konsep ini akan terwujud sebuah lokasi wisata yang populer yang dikunjungi banyak orang setiap hari yang bersih dan sehat. Dengan alat transportasi tradisional banyak manfaat yang bisa kita berikan ke lingkungan, lingkungan akan lebih terjaga, manfaat ekonomi yang mana dengan transportasi tradisional akan menghidupkan kembali lapangan pekerjaan orang-orang lokal sesuai dengan prinsip wisata berkelanjutan empowering local people, selain itu manfaat sosial juga diantaranya orang-orang akan lebih sering berinteraksi dan memunculkan kepedulian dengan konsep kendaraan tradisional yang sederhana dan merakyat.


PERMASALAHAN
1.    Bagaimana mengurangi polusi udara yang sebagian besar bersumber dari transportasi dengan konsep transportasi ramah lingkungan?
2.   Bagaimana mengimplementasikan konsep pariwisata berkelanjutan dalam sektor transportasi?
3.    Apa solusi yang ditawarkan untuk menciptakan sebuah role model destinasi wisata urban yang bebas polusi (Malioboro green project)?

TINJAUAN PUSTAKA
Ada beberapa dampak lingkungan yang timbul akibat adanya aktivitas transportasi umumnya, diantaranya yaitu:  kebisingan, polusi udara, tundaan pejalan kaki,  kecelakaan lalulintas,
stress bagi pengemudi, dan
·     kesehatan masyarakat.
Di antara dampak lingkungan yang ditimbulkan aktivitas transportasi tersebut, yang dirasakan paling mengganggu adalah kebisingan dan polusi udara. Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan karena memiliki intensitas atau volume yang melampaui level yang dapat diterima. Suara mulai tidak nyaman pada tingkat 65 dB dan mulai mengganggu ketika mencapai 85 dB dan pada tingkat 95 dB sudah sangat mengganggu dan dapat merusak pendengaran. Suara kendaraan di jalan lokal umumnya sekitar 60dB, sedangkan suara kendaraan di jalan arteri dan bebas hambatan mencapai sekitar 75dB yang diukur pada jarak kurang dari 10 meter. Suara kereta api yang melintas dapat mencapai 95dB. Sedangkan suara pesawat terbang yang lepas landas pada jarak 60 meter dapat mencapai 120 dB.
Polusi udara adalah berbagai jenis senyawa gas dan partikel yang keberadaannya dalam proporsi tertentu dapat membahayakan manusia. Gas buang sisa pembakaran kendaraan bermotor umumnya menghasilkan beberapa senyawa gas dan partikulat yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Dampak polusi udara terhadap manusia dapat berupa gangguan kesehatan dalam jangka panjang yang dapat mengakibatkan penurunan daya refleks dan kemampuan visual; atau jangka pendek seperti gangguan pernafasan dan sakit kepala. Polusi udara umumnya memberikan dampak terhadap sistem pernafasan manusia seperti kesulitan bernafas, batuk, asma, kerusakan fungsi paru, penyakit pernafasan kronis dan iritasi penglihatan. Tingkat keseriusan gangguan tersebut tergantung dari tingkat pemaparan dan konsentrasi polutan yang merupakan fungsi dari volume dan komposisi lalulintas, kepadatan serta kondisi cuaca.
POLUTAN
EFEK TERHADAP KESEHATAN
CO2
·       Penurunan kemampuan sistem sirkulatori pernafasan dalam mengangkut oksigen.
· Kerusakan daya kemampuan dalam melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi.
·         Memperburuk penyakit kardiovaskular.
NO2
· Meningkatnya kerentanan terhadap penyakit pernafasan.
O3
·         Penurunan fungsi paru-paru.
Timbal
·    Kerusakan saraf daya pikir dan sensor motorik.
· Perubahan hemesynthesis dan heamotogis.
SO2 Partikulat
· Peningkatan keberadaan penyakit pernafasan kronis.
·         Peningkatan risiko penyakit pernafasan akut.

Upaya mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan pada dasarnya dapat dilakukan dengan upaya mencegah terjadinya perjalanan yang tidak perlu (unnecessary mobility) atau dengan penggunaan teknologi angkutan yang dapat mengurangi dampak lingkungan akibat kendaraan bermotor. Sarana transportasi yang dikembangkan untuk mengurangi dampak lingkungan akibat transportasi seperti kebisingan dan polusi udara umumnya mengarah ke penggunaan kendaraan tidak bermotor maupun penggunaan bahan bakar terbarukan seperti sinar matahari, listrik dll.
Sebelum ditemukannya mesin, alat transportasi yang digunakan merupakan alat transportasi ramah lingkungan, seperti becak, andong, cidomo, kereta salju, dan lainnya. Sampai sekarang, alat transportasi tradisional tersebut masih banyak digunakan, bahkan ada yang memodifikasi bentuknya agar lebih indah atau lebih agar lebih praktis dan ekonomis.  


 
DAFTAR PUSTAKA
Widianto, Doni J. Green Transport: Upaya Mewujudkan Transportasi yang Ramah Lingkungan. http://bulletin.penataanruang.net/upload/data_artikel/Topik%20Lain%20Green%20Transport%20edited%201.160509.pdf. Diunduh, 21 November 2013.